pandangan saya
blog ini saya buat untuk menyalurkan hobby menulis saya dan menyampaikan pendapat saya.
Minggu, 16 September 2012
cerita aneh. jangan dibaca
Senin, 08 November 2010
to mister obama.! anda datang kami repot.!
Mister Obama, setelah anda menunda kunjungan ke negeri kami berkali-kali, lah sekarang anda datang sungguh pada waktu yang tidak tepat. Mister tentu tau kan, kami sedang repot belakangan ini. Negeri kami sedang luluh-lantak oleh beragam bencana.
Wasior, Mentawai, dan Merapi, adalah tiga titik bencana yang sungguh menguras energi kami, mental kami, waktu kami, dan tentu saja duit kami. Kalo boleh minta nih Mister, kami lebih suka anda menunda kembali kunjungan, dan dijadwal ulang untuk waktu yang ga usah dipastikan. datang syukur, nggak juga gapapa.
Anda tau kan, berpuluh kali presiden kami pergi ke luar negeri, berpuluh kali tamu negara datang ke sini, ngga ngaruh apa-apa pada kami. yang ngganggur masih tetap nganggur, yang kere juga masih bejibun, tapi yang jual aksi dengan pergi ke luar negeri dan dengan ongkos uang negara juga ga kurang2. sebagai mantan aktivis, anda tentu setuju dengan saya bukan? betapa ngga tau dirinya mereka.
Kembali ke inti -pembicaraan. Beneran mister, kami sedang repot. Bagaimana kami harus bahu-membahu menolong sodara2 kami yang sedang tertimpa bencana, mulai dari menyuplai bahan makanan, pakaian, sampai mengembalikan mental orang tua dan anak2 korban bencana yang jumlahnya sudah ribuan.
Mister tau, kenapa kami bilang sedang repot dan rada berkeberatan menerima kedatangan anda?
Gini mister. Pas presiden kami berkantor di Jogja tempo hari saja sudah membuat repot para pejabat setempat. Mereka yang mestinya ngurusi pengunsgi, terpaksa harus terpecah konsentrasinya gara2 juragan besar dari Jakarta datang. Mulai dari protokolernya, birokrasinya, keamanannya dan yang pasti sambutannya super, meski itu presiden kami sendiri.
Lah sekarang Mister datang, bisa menyebabkan berlipat2 repotnya kan. Semua rute yang mau anda lewati disterilkan, di sana-sini ada sniper yang berjaga, kereta yang mau datang ke gambir juga distop dulu karena masih di wilayah radius siaga.
Ah, tapi anda itu presiden negara adidaya ya, siapa yang berani nglarang anda datang. Jangankan berani sama anda mister, orang sama negara tetangga kami saja rada keder kok, sehingga membuat seisi negeri keki.
Paling yang bisa kami lakukan cuma minta pengertian anda Mister. Jangan sampai kedatangan anda justru membuat konsentrasi pejabat negeri ini terpecah dan abai kepada para korban bencana. Datang seperlunya saja, ngga harus pakai acara hura-hura yang justru akan membuat kami menangis karena sebagian biaya yang mestinya untuk para korban justru tersedot untuk menyambut kedatangan anda.
Oh iya, saya dengar anda bakal dijamu bakso dan nasi goreng sama presiden kami. Nikmatilah dengan suka cita. moga2 itu akan mengembalikkan ingatan anda saat tinggal di Jakarta. Syukur2, karena anda senang dengan bakso dan nasi goreng, anda ngga sungkan2 merogoh kocek buat menyumbang para korban bencana.
Jadi mister, andai dalam sambutan kami kepada anda kurang dan tidak sebagaimana mestinya sambutan kepada presiden negara adidaya, maafkan kami ya. Beneran, kami sedang repot, Mister.
(kompasiana.com)
Sabtu, 16 Oktober 2010
Sistem Informasi Manajemen
Tujuan Umum
- Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.
- Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.
- Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.
Ketiga tujuan tersebut menunjukkan bahwa manager dan pengguna lainnya perlu memiliki akses ke informasi akuntansi manajemen dan mengetahui bagaimana cara menggunakannya. Informasi akuntansi manajemen dapat membantu mereka mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan masalah, dan mengevaluasi kinerja (informasi akuntansi dibutuhkan dam dipergunakan dalam semua tahap manajemen, termasuk perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan).
Proses Manajemen
Proses manajemen didefinisikan sebagai aktivitas-aktivitas:
- Perencanaan, formulasi terinci untuk mencapai suatu tujuan akhir tertentu adalah aktivitas manajemen yang disebut perencanaan. Oleh karenanya, perencanaan mensyaratkan penetapan tujuan dan identifikasi metode untuk mencapai tujuan tersebut.
- Pengendalian, perencanaan hanyalah setengah dari peretempuran. Setelah suatu rencana dibuat, rencana tersebut harus diimplementasikan, dan manajer serta pekerja harus memonitor pelaksanaannya untuk memastikan rencana tersebut berjalan sebagaimana mestinya. aktivasi manajerial untuk memonitor pelaksanaan rencana dan melakukan tindakan korektif sesuai kebutuhan, disebut kebutuhan.
- Pengambilan Keputusan, proses pemilihan diantara berbagai alternative disebut dengan proses pengambilan keputusan. Fungsi manajerial ini merupakan jalinan antara perencanaan dan pengendalian. Manajer harus memilih diantara beberapa tujuan dan metode untuk melaksanakan tujuan yang dipilih. Hanya satu dari beberapa rencana yang dapat dipilih. Komentar serupa dapat dibuat berkenaan dengan fungsi pengendalian.
SIM merupakan kumpulan dari sistem informasi:
- sistem informasi akuntansi (accounting information systems), menyediakan informasi dan transaksi keuangan.
- Sistem informasi pemasaran (marketing information systems), menyediakan informasi untuk penjualan, promosi penjualan, kegiatan-kegiatan pemasaran, kegiatan-kegiatan penelitian pasar dan lain sebagainya yang berhubungan dengan pemasaran.
- Sistem informasi manajemen persediaan (inventory management information systems).
- Sistem informasi personalia (personal information systems).
- Sistem informasi distribusi (distribution information systems).
- Sistem informasi pembelian (purchasing information systems).
- Sistem informasi kekayaan (treasury information systems).
- Sistem informasi analisis kredit (credit analysis information systems).
- Sistem informasi penelitian dan pengembangan (research and development information systems).
- Sistem informasi analisis software
- Sistem informasi teknik (engineering information systems).
Sistem Informasi yang dibutuhkan tiap Level Manajemen
Piramida perusahaan membagi manajemen pengambil keputusan menjadi tiga tingkatan: top manager (TM), middle manager (MM), dan lower manager (LM). Sebagai tingkatan tertinggi, jenis pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seorang TM biasanya yang bersifat strategis, dalam arti kata untuk keperluan perencanaan jangka panjang dan penentuan target-target perusahan yang harus dicapai beserta metodenya. Sementara MM akan menterjemahkan target strategis yang ditetapkan ke dalam periode-periode jangka menengah yang pelaksanaanya harus terbukti efisien dan efektif, terutama dalam melakukan manajemen kontrol. LM selanjutnya akan mengimplementasikannya dalam aktivitas sehari-hari sesuai dengan prosedur dan target jangka pendek yang telah ditentukan. Untuk menunjang manajemen dalam proses pengambilan keputusan yang berkualitas, data mengenai banyak hal diperlukan untuk diolah menjadi informasi. Karakteristik informasi yang diperlukan atau relevan untuk masing-masing level manajemen punberbeda. Setidak-tidaknya ada enam dimensi yang harus diperhatikan oleh para praktisi teknologi informasi yang ingin membangun sistem informasi bagi para pengambil keputusan (Wilson, 1991).
INFORMATION SOURCES
Informasi yang dibutuhkan oleh seorang TM biasanya bersumber dari hal-hal yang berada di luar perusahaan (eksternal) yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi jalannya bisnis. Contohnya adalah keadaan pasar (market), kecenderungan ekonomi (trend), gejala-gejala sosial masyarakat, kedatangan para pesaing baru, kebijakan pemerintah, dan lain sebagainya. Bagi seorang MM, informasi eksternal maupun internal dibutuhkan untuk menunjang aktivitas sehari-hari. Contoh informasi dari luar perusahaan yang dibutuhkan adalah mengenai jenis-jenis bahan mentah atau bahan baku beserta kualitas dan harganya, teknologi baru penunjang penciptaan produk atau jasa, dan lain sebagainya. Sedangkan contoh informasi internal yang dibutuhkan adalah seperti stok barang di gudang, service level kepada pelanggan, dan lain sebagainya. Lain halnya dengan LM yang lebih membutuhkan informasi berkaitan dengan internal perusahaan, seperti utang pelanggan yang telat dibayar, pesanan yang belum dikirim,ketersediaan sumber daya manusia untuk produksi, dan lain sebagainya.
FREQUENCY OF DECISION
Kapan saja seorang TM biasa mengambil keputusan merupakan suatu hal yang sulit diduga, karena sifatnya yang tidak teratur. Paling tidak setahun sekali seorang TM harus mengambil keputusan sehubungan dengan rencana tahunan perusahaan yang diajukan. Keputusan-keputusan lain yang biasanya dilakukan adalah jika perusahaan sedang dalam keadaan “bahaya”, sehingga keputusan mengenai langkah-langkah yang harus diambil sangat mendesak untuk ditentukan. Bagi MM, secara berkala (setiap bulan, tiga bulan, atau enam bulan) pertemuan biasanya dilakukan untuk mengambil keputusan sehubungan dengan rencana anggaran belanja perusahaan, evaluasi kinerja per periode, dan hal-hal lainnya. Sementara bagi seorang LM, informasi dibutuhkan setiap hari – atau bahkan setiap jam – untuk membantunya memutuskan hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas operasional sehari-hari.
TIME SCALE
Yang dimaksud dengan skala waktu di sini adalah seberapa jauh seorang manajer harus memonitor program-program atau pekerjaan yang diembannya. Seorang TM biasanya yang memutuskan apakah sebuah investasi baru harus dilakukan atau tidak (misalnya untuk membuat pabrik baru, membangun jaringan infrastruktur teknologi informasi, menciptakan produk-produk baru, dsb.), dan jika memang diputuskan untuk melakukannya, monitoring jangka panjang harus dilakukan semenjak proyek dimulai hingga selesai (biasanya untuk setiap proyek memerlukan waktu tahunan mulai dari ide sampai dengan implementasi). Bagi seorang MM, proyek-proyek jangka menengah menjadi hal utama yang harus dikontrol, paling tidak setiap satu bulan sekali. Sementara LM memerlukan informasi yang selalu up-to-date untuk keperluan supervisi dan kontrol kegiatan sehari-hari.
TIME HORIZON
Melihat ke depan merupakan kecenderungan dan tanggung jawab TM sebagai nakhoda yang akan membawa perusahaan kepada visi yang dicanangkan. Sehingga informasi yang tersedia harus relevan dengan keperluan tersebut. Berbeda dengan MM yang cenderung melihat masa depan perusahaan dengan menggunakan kacamata perencanaan jangka pendek atau menengah dan berpegang pada kenyataan/fakta historis perusahaan di masa-masa lalu (lebih pragmatis). Sementara bagi seorang LM, data historis lebih terasa penting karena fokus kontrol yang dilakukan adalah untuk melihat apakah target yang dicanangkan telah tercapai atau tidak.
SCOPE
Tidak ada batasan-batasan bagi seorang TM dalam melakukan pengambilan keputusan karena yang terpenting adalah penentuan strategi perusahaan yang tepat. Sementara keputusan-keputusan yang harus diambil oleh seorang MM maupun LM tidak boleh lepas dari kebijakan dan standard yang telah ditetapkan oleh tingkatan manajemen di atasnya.
(sumber : berbagai sumber di google)
Selasa, 22 Juni 2010
pembela islam? atau hanya fanatisme sempit? tetaplah bhineka tunggal ika
Doktrin Islam yang paling sering dipakai sebagai landasan adanya pengaturan masalah publik adalah amar ma’ruf nahy munkar. Pada tingkat praksis, implementasi doktrin ini acapkali bersinggungan dengan mekanisme dan aturan main yang berlaku. Kasus razia Front Pembela Islam (FPI) yang terjadi di malam Isra Mi’raj yang lalu misalnya, menunjukkan untuk kesekian kali bahwa ruang publik yang seharusnya netral selalu diintervensi oleh aspirasi religius kelompok tertentu yang ironisnya mengabsahkan kekerasan. Bagaimana menyikapi kemaksiatan yang bersembunyi di balik bisnis hiburan? Apakah bisa menegakkan amar ma’ruf nahy munkar, suatu pesan suci Ilahi, dengan cara-cara yang justru menodai kesucian itu sendiri?
Indonesia bisa berdiri karena adanya kesamaan tujuan yang ingin dicapai oleh para pemuda pada awalnya, ingatlah isi dari sumpah pemuda 1908 :
Pertama
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kedua
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia. ini semua dilakukan agar kita bisa bebas dari jerat imperialisme dan kolonialisme. Oleh satu tekad inilah, segala perbedaan dihilangkan untuk mencapai kemerdekaan. Jika saja para pendiri negara ini sewaktu itu masih memikirkan tentang bagaimana suku, agama, dan keturunan mereka, maka niscaya Indonesia tidak akan pernah dikenal dalam peta dunia.
marilah kawan, Tuhan menciptakan kita berbeda-beda, beda agama, beda suku, beda bangsa, beda negara, dan beda ras, tetapi janglah karna itu kita terpisah dan hancur lebur, bila kita masih memikirkan masalah perbedaan ini kapan kita bisa memikirkan hal-hal yang bisa membuat negara Indonesia bisa maju dan berkembang, Indonesia sudah terlalu jauh tertinggal dengan bangsa lain.
semoga berguna..
(dari berbagai sumber dan referensi)
hilangnya makna “bhineka tunggal ika” dalam kehidupan berbangsa
Bagaimana sebuah negara dapat mempertahankan eksistensinya jika orang-orang yang berada dalam negara terebut saling mengkotakkan darinya masing-masing? Jika hal itu yang terjadi, maka yang akan terjadi adalah kerapuhan dan bukan persatuan.
Indonesia bisa berdiri karena adanya kesamaan tujuan yang ingin dicapai oleh para pemuda pada awalnya, yakni untuk bebas dari jerat imperialisme dan kolonialisme. Oleh satu tekad inilah, segala perbedaan dihilangkan untuk mencapai kemerdekaan. Jika saja para pendiri negara ini sewaktu itu masih memikirkan tentang bagaimana suku, agama, dan keturunan mereka, maka niscaya Indonesia tidak akan pernah dikenal dalam peta dunia.
Indonesia didirikan bukan dengan dasar asal-asalan. Sebuah perjalanan panjang untuk menentukan sebuah dasar negara. Ketika mereka dihadapkan pada berbagai perbedaan, maka mereka menghasilkan sebuah dasar yang berusaha untuk mempersatukan. Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.
Hilang (?)
Dua dasar itu sudah berumur cukup tua, yakni menginjak usia 64 tahun. Sudah merupakan umur yang cukup bagi ukuran seorang manusia untuk pensiun di masa kerjanya. Namun, apakah dua dasar ini patut untuk dipensiunkan? Jika tidak, mengapa yang terjadi pada zaman sekarang, justru yang terjadi seperti mencerminkan dua dasar ini yang seolah-olah hilang dasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara?
Saya menyebut dua hal ini “seolah-olah hilang” disebabkan karena satu hal, yakni karena dua dasar ini tidak akan pernah hilang secara eksplisit, namun hilang secara implisit. Oleh sebabnya, dua dasar ini tidak pernah hilang secara nyata. Mereka senantiasa untuk dipajang di antara dua orang paling berkuasa di negeri ini. Mereka ada di bawah perlindungan sang burung garuda. Mereka tidak pernah hilang karena akan selalu kita lihat, namun mereka hilang dalam hati dan jiwa kita.
Konflik antar agama dan suku yang terjadi di berbagai tempat, bisa menunjukkan betapa rapuhnya implementasi sila pertama dan ketiga dari Pancasila serta menunjukkan bagaimana konsep Bhinneka Tunggal Ika yang tidak diimplementasikan dengan baik. Penegakkan HAM yang masih minim, badan-badan pemerintahan yang cenderung kotor, kesejahteraan rakyat yang tidak cenderung meningkat, menunjukkan bagaimana sila kedua, keempat dan kelima masih juga cenderung diabaikan. Lantas, dimana letak Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika di zaman sekarang? Untuk apa mereka berada di segala tempat jika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita tidak mengindahkannya?
Hambatan dari dalam
Bung Karno, sang proklamator, pernah berkata, “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.”
Dalam perkataan beliau, sudah nampak jelas bahwa apa yang menjadi substansi ke depan bagi rakyat Indonesia adalah sebuah perjuangan untuk mengatasi hambatan dari dalam dan bukan lagi dari luar, karena Soekarno sendiri telah menyudahi penjajahan di Indonesia ini dengan memproklamirkan berdirinya Negara Kesatuan Rpublik Indonesia.
Di negara ini, masih banyak yang berjuang atas nama agama, suku, golongan, dan ras. Masing-masing beranggapan bahwa dirinya lebih baik dari yang lain. Hal inilah yang menjadi kesalahan. Adanya perbedaan bukan dipandang sebagai sebuah kekayaan bangsa yang seyogyanya dipertahankan dan dilesatrikan, melainkan dipandang sebagai sesuatu yang bisa menyulut konflik berkelanjutan.
Mengatasi hambatan yang berasal dari luar memang lebih mudah, sebab semua perbedaan bisa segera dihilangkan untuk mengatasi hambatan tersebut. Lain halnya ketika hambatan itu berasal dari dalam, sebab masing-masing kelompok memiliki ego masing-masing.
Apa yang bisa menghentikan ini adalah dengan kembali kepada Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, mengimplementasikan secara serius dan total dalam segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Dua dasar inilah yang akan mempersatukan dan menjawab tantangan Soekarno dalam menghadapi hambatan dari dalam.
Sudah seyogyanya dua dasar ini bukan hanya terletak sebagai sebuah pajangan yang dianggap membanggakan. Tanpa implementasi yang sungguh-sungguh, pajangan ini tidak bisa dikatakan membanggakan, melainkan memalukan karena hanya sebagai sebuah wacana kosong.
Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika tidak boleh dipensiunkan sebagai sebuah dasar negara. Mereka adalah sebuah dasar yang hingga kapanpun tidak bisa dipensiunkan, tidak bisa digantikan, apalagi dihilangkan. Tanpa mereka, Indonesia hanya akan berjalan setapak demi setapak menuju jurang kehancuran.